"Bangunlah.. bangunlah.. lihat matahari sudah terbangun..
Sadarlah... sadarlah... buka matamu.."
Sadarlah... sadarlah... buka matamu.."
Aku sangat tidak menyukai sengatan panas dari sinar itu.. biarkan aku tetap terpejam sampai pertemuan para bintang nanti. Biarkan saja aku..!
Setiap malam adalah kesenangan yang selalu membuatku enggan untuk berhadapan dengan pagi. Bahkan hampir tidak pernah aku melihat matahari langsung terkecuali sinarnya yang memaksa masuk dari celah-celah sirkulasi udara kamarku.
Aku tersadar mengingat suara yang mencoba membangkitkan aku dari kematian sementaraku tadi.
"suara yang berbeda, siapa gerangan malam tadi yang membuatku selelah ini? Kemana dia..? tadi baru saja masih terdengar nada-nadanya yang masih aku dengar berat, mungkin karna alkohol dan terlalu banyak mengkonsumsi nikotin tadi malam membuat suaranya agak parau tapi sangat menggoda"
Akhirnya ia muncul kembali dari arah dapur dengan rambut yang basah dan tubuh yang terlihat segar kembali berbalut piyama putih seperti handuk.
Hai, bangun juga rupanya.. sarapan dulu gih, aku sudah siapkan susu coklat dan roti. Selainya kamu oleskan sendiri yah.. Mau telur tidak..? kalau mau aku akan rebuskan buat kamu
Aku terperangah, "Gila, cantik banget..!!!"
Siapa nama kamu? maaf bukan aku sengaja melupakan, tapi memang sebenarnya aku benar-benar lupa.
Ia menjawab Bahkan kamu juga telah melupakan apa yang telah kita lakukan semalam, iyakan..?
Aku terdiam dan mengangguk perlahan mengiyakan dan perasaanku yang sangat dalam menyesali atas apa yang telah aku lakukan bersamanya tidak dalam keadaan sadar.
Boleh bawakan kesini sarapanku.. Pintaku tanpa memperdulikan ia mau menjawab pertanyaanku tentang siapa namanya atau tidak.
Namaku Siska, (Sembari duduk tepat merapat disisi kananku sembari memberikan sarapanku dengan tangan kanannya, sementara tangan kirinya masih mengusap-usap rambutnya yang basah dengan handuk.)
0 komentar:
Posting Komentar